Anggota tim SEAL Angkatan Laut tersebut tewas dalam operasi
kontraterorisme pertama Donald Trump sejak ia menjabat sebagai presiden
Amerika Serikat.
Anggota tim 6 SEAL Angkatan Laut melakukan serangan fajar, menewaskan
sekitar 14 pejuang al-Qaeda dalam pertempuran hampir selama satu jam.
Seorang pemimpin al-Qaeda yang diyakini tewas adalah saudara ipar dari
Anwar al-Awlaki, ulama kelahiran AS yang meninggal dalam serangan
pesawat tak berawak pada tahun 2011.
Seperti yang dilansir New York Times pada 29 Januari 2017, seorang wanita dan bocah perempuan tewas dalam serangan itu.
Trump, yang telah bersumpah untuk meningkatkan tekanan terhadap
kelompok-kelompok militan di seluruh dunia, memerintahkan untuk
menyerang al-Qaeda di Yaman pada Sabtu tengah malam.
Segera
setelah itu, helikopter tempur dan pesawat di bawah pasukan komando
melakukan serangan terhadap rumah pemimpin al-Qaeda di wilayah
pegunungan di Provinsi Bayda, yang telah menjadi titik fokus dari
operasi militer AS selama beberapa bulan terakhir. Target utama adalah
bahan komputer di dalam rumah yang dapat berisi petunjuk tentang plot
teroris di masa depan.
Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut
serangan itu "sukses" dan berhasil mengumpulkan data intelijen penting
yang akan membantu AS dalam mencegah aksi terorisme terhadap warganya
dan orang-orang di seluruh dunia.
Serangan itu terjadi sehari
sebelum Trump menandatangani perintah yang memerintahkan Menteri
Pertahanan Jim Mattis untuk merancang rencana serangan yang lebih
agresif untuk memberangus ISIS dalam waktu 30 hari.
ISIS
sempalan dari al Qaeda di Irak, tetapi dua organisasi teroris terbesar
di dunia tersebut kini saling bersaing tidak hanya di Irak dan Suriah,
tetapi juga di tempat lain seperti Yaman dan Afghanistan, tempat kedua
kelompok memiliki afiliasi.
NEW YORK TIMES|YON DEMA